• Latest
  • Trending
  • All
Suasana kelas Ekologi di Simpang Lima Wangatoa, Lewoleba, Lembata, Sabtu 26 Juli 2025. Dok: Istimewa.

Hijau Sejak Dini: Kelas Ekologi dari Koalisi Kopi Lembata

1 minggu ago
Ilustrasi Etika, Kuasa, dan Tanggung Jawab/pixabay.com.

Etika, Kuasa, dan Tanggung Jawab: Tanggapan untuk Ketua DPRD Kabupaten Alor

2 jam ago
Mantan Kadis Kesehatan Kupang tersangka korupsi dana Kesehatan/Antaranews.

Kejaksaan: Mantan Kadis Kesehatan Kupang tersangka korupsi dana Kesehatan

3 jam ago
Bendera bajak laut dari serial anime One Piece. (Foto: SCMP).

Fenomena dikibarkan bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80, Begini Tanggapan Istana

1 hari ago
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Lalipulhayat (kedua kanan) didampingi Gubernur NTT Melki Laka Lena (kedua kiri), Wakl Gubernur NTT Johni Asadoma (kanan) dan Kadis Pendidikan NTT Ambros Kodo saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kupang, Rabu (6/8/2025).

Revitalisasi Sekolah di NTT Dapat Dukungan Dana Rp615 Miliar dari Kemendikdasmen

1 hari ago
Ilustrasi: Lembata di Tangan Kanis-Janji Politik yang Terkatung-katung di Birokrasi Patronase/NLA.

Lembata di Tangan Kanis: Janji Politik yang Terkatung-katung di Birokrasi Patronase

6 hari ago
Ilustrasi Senyum Palsu Surga NTT: Pendidikan yang Bikin Nangis Anak-Anak/Foto: ANTARA/HO-INOVASI NTT.

Senyum Palsu Surga NTT: Pendidikan yang Bikin Nangis Anak-Anak

1 minggu ago
NTT di Bawah Bayang- Bayang Perdagangan Manusia

NTT di Bawah Bayang- Bayang Perdagangan Manusia

1 minggu ago
Miskin Itu Dosa? Stigma yang Membunuh Mimpi Generasi Muda

Miskin Itu Dosa? Stigma yang Membunuh Mimpi Generasi Muda

1 minggu ago
Gotong royong membersihkan halaman dan ruangan gereja/Dok.Istimewa.

Mahasiswa NTT di Semarang Perkuat Citra Toleransi dan Solidaritas Lewat Bakti Sosial

2 minggu ago
Darah, Luka, dan Diam: Kisah Perempuan Rote yang Tak Bisa Dibungkam

Darah, Luka, dan Diam: Kisah Perempuan Rote yang Tak Bisa Dibungkam

2 minggu ago
Langkah Sunyi Menyulam Asa

Langkah Sunyi Menyulam Asa

2 minggu ago
Menyuarakan Tangis Sunyi Anak-Anak NTT di Hari Anak Nasional

Menyuarakan Tangis Sunyi Anak-Anak NTT di Hari Anak Nasional

2 minggu ago
No Result
View All Result
  • Editorial
  • Pandu Aktual
    • Berita Daerah
    • Berita Nasional
  • Pandu Opini
  • Pandu Inspirasi
  • Pandu Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Pandu Literasi
    • Karya Seni dan Budaya
    • Film dan Dokumenter
    • Ulasan Buku
  • Pandu Teknologi
pandurakyat.id
Kamis, Agustus 7, 2025
No Result
View All Result
  • Editorial
  • Pandu Aktual
    • Berita Daerah
    • Berita Nasional
  • Pandu Opini
  • Pandu Inspirasi
  • Pandu Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Pandu Literasi
    • Karya Seni dan Budaya
    • Film dan Dokumenter
    • Ulasan Buku
  • Pandu Teknologi
No Result
View All Result
pandurakyat.id
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Pandu Aktual

Hijau Sejak Dini: Kelas Ekologi dari Koalisi Kopi Lembata

Di saat kota bersiap menyambut gelap, mereka menyulam harapan hijau untuk generasi masa depan, melalui Kelas Ekologi yang penuh warna dan cerita, di Simpang Lima Wangatoa, Lewoleba, Lembata, Sabtu 26 Juli 2025.

by Tim Redaksi
07/30/2025
in Pandu Aktual, Pandu Inspirasi
0
Suasana kelas Ekologi di Simpang Lima Wangatoa, Lewoleba, Lembata, Sabtu 26 Juli 2025. Dok: Istimewa.

Suasana kelas Ekologi di Simpang Lima Wangatoa, Lewoleba, Lembata, Sabtu 26 Juli 2025. Dok: Istimewa.

166
SHARES
2.1k
VIEWS
Bagikan

Pandurakyat.id – Di tengah kesibukan kota Lewoleba yang mulai terlihat sore itu, ketika anak muda lainnya sudah bersiap untuk malam minggu, menikmati riangnya liburan—sekumpulan pemuda justru berjalan dengan langkah berbeda, membawa semangat dan tekad yang tak biasa.

Mereka bukan sekadar menantikan malam yang penuh keceriaan, melainkan mengisi waktu dengan sebuah misi mulia; mengajarkan cinta dan kepedulian pada bumi sejak usia dini.

Baca juga

Bincang-Budaya-120x86 Hijau Sejak Dini: Kelas Ekologi dari Koalisi Kopi Lembata

Expo Budaya Edang Menyala Bincang Budaya Menggema di Tanah Mataram

4 bulan ago
1.9k

Indonesia Gelap: Efisiensi Anggaran atau Kepentingan Pemerintah?

5 bulan ago
1.9k

Expo Budaya Edang Menggema dari Yogyakarta: Mahasiswa Kedang Persembahkan Pesona Warisan Leluhur

4 bulan ago
1.9k

Di saat kota bersiap menyambut gelap, mereka menyulam harapan hijau untuk generasi masa depan, melalui Kelas Ekologi yang penuh warna dan cerita, di Simpang Lima Wangatoa, Lewoleba, Lembata, Sabtu 26 Juli 2025.

Mereka adalah Koalisi Kopi Lembata yang diketuai oleh Ama Wutun, berkolaborasi dengan Forum Diskusi Pinggir Jalan, dari Lembata-Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tujuan utama dari kelas ekologi oleh penyelengra Odillia Keron, agar anak-anak dapat mengenal dan menjaga bumi sejak dini. Melalui pendekatan seperti permainan interaktif dan dongeng lingkungan, anak-anak diajak untuk memahami keadaan bumi dengan cara yang mudah dicerna dan menyenangkan.

“Kami menggunakan game – game inteaktif dan cerita dogeng – dogeng seputar lingkungan, agar anak-anak bisa mengenal dan menjaga bumi sejak usia dini,” kata Lia yang juga anggota Koalisi Kopi Lembata kepada Pandurakyat.

Lia lalu menjelaskan bahwa anak-anak tidak hanya mendengar cerita, tetapi juga terlibat langsung dengan alat peraga berupa gambar bumi dan komponennya, sehingga terjalin komunikasi interaktif yang menstimulasi rasa ingin tahu mereka.

Beberapa pertanyaan sederhana seperti “ini gambar apa?”, “mengapa bumi bersedih?”, hingga “bagaimana cara supaya bumi tak bersedih?” menjadi jembatan untuk menanamkan pesan penting, bahwa bumi bisa “bersedih” jika kita tidak menjaganya.

Gambar-WhatsApp-2025-07-28-pukul-20.23.15_8094e6f6-300x225 Hijau Sejak Dini: Kelas Ekologi dari Koalisi Kopi Lembata
Foto bersama penyelengara dan audiens kelas Ekologi di Simpang Lima Wangatoa, Lewoleba, Lembata, Sabtu 26 Juli 2025. Dok: Istimewa.

Melalui jawaban mudah seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon, membawa air minum sendiri, dan mengurangi penggunaan plastik saat jajan, anak-anak belajar langsung untuk berperan aktif menjaga lingkungan.

“Karena tujuannya ke anak-anak jadi masih menggunakan alat peraga yaitu gambar bumi yang dan komponennya, lalu diceritakan secara interaktif, ini gambar apa?, mengapa bumi bersedih?, bagaimana caranya biar bumi tidak bersedih? kurang lebih seperti itu lalu diselipkan dengan jawaban; bumi bersedih karena kita tidak menjaga bumi, cara menjaga bumi yaitu dengan cara buang sampah ditempat sampah, menanam pohon, bawa air kalo berpergian, dan kalo beli jajan kurangi pake plastic” sisanya main game tentang menjaga lingkungan,” jelasnya.

Durasi kegiatan ini berlangsung sekitar satu jam, namun penuh makna. Meski saat awal pelaksanaan tantangan terbesar mereka adalah menjaga fokus anak-anak yang masih cenderung mencari kesenangan sendiri seperti menggambar, mewarnai, atau membaca buku, semangat dan antusiasme mereka tetap tinggi.

Respons dari para orang tua pun sangat positif, mereka merasa senang melihat anak-anak bisa bermain sambil belajar dan berharap kegiatan ini terus berlanjut dan semakin berkembang.

Sementara itu, dari segi dampak, anak-anak mulai memahami hal-hal sederhana seperti pentingnya menjaga kebersihan bumi dan menanam pohon, sebuah langkah kecil yang diharapkan berbuah pada cinta lingkungan jangka panjang.

Harapan besar dari penyelenggara adalah kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin dua mingguan yang tidak hanya memperluas wawasan anak-anak tapi juga mengajak lebih banyak orang tua dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung upaya ini.

“Kami berharap kegiatan ini bisa rutin, dan anak-anak yang ikut bertambah banyak. Kami berharap juga orang tua dan pemerintah bisa mendukung kegiatan kecil kami,” pungkas Lia.

Selayang Pandang Koalisi Kopi: Cerita Sore dan Cinta untuk Bumi

Cover-300x169 Hijau Sejak Dini: Kelas Ekologi dari Koalisi Kopi Lembata
ilustrasi: Cerita Sore dan Cinta untuk Bumi.

Dalam contrekan flim Sore, istri dari masa depan yang datang kembali kepada suaminya untuk memperbaiki kesalahan masa lalu.

Dimana dalam langkah tenangnya, terdapat harapan dan penyesalan. Sore hadir bukan hanya sebagai pengingat, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperbaiki dan memberi kesempatan.

Demikian pula dengan Koalisi Kelompok Orang Muda untuk Perubahan Iklim, yang akrab dikenal sebagai Koalisi KOPI. Mereka adalah sang “Sore” masa kini, yang datang menemui bumi—suaminya di masa depan—dengan penuh dedikasi dan semangat memperbaiki kesalahan manusia terhadap alam.

Melalui gerakan, aksi, dan kerja nyata, Koalisi Kopi hadir bukan hanya untuk menyuarakan perubahan, tapi untuk berterima kasih kepada bumi yang masih memberi kita nafas dan kehidupan.

Koalisi Kopi, lahir dari upaya kolaborasi berbagai komunitas anak muda di NTT sejak November 2020, adalah wujud nyata dialog dan aksi bersama untuk menjaga bumi.

Dimulai dari pemetaan komunitas dan kunjungan ke sejumlah daerah, mereka berhasil merangkul 134 komunitas anak muda yang memiliki satu tujuan mulia: beraksi iklim bersama.

Tidak berhenti sebagai kumpulan suara, di tahun 2023 Koalisi KOPI membentuk struktur resmi bernama Komite Eksekutif Daerah (KED) dan Komite Eksekutif Flobamoratas (KEF) sebagai penggerak gerakan yang berkelanjutan dan terorganisir.

Khusus di Lembata, KED yang diketuai oleh Ama Wutun dengan Ina Jari sebagai sekretaris ini mulai melakukan aksinya kembali pada awal 2025 dengan penuh gairah dan komitmen.

Mereka telah melakukan banyak langkah nyata; dari menanam mangrove di ujung bandara Wonopito Lewoleba, menggelar Lingkar Belajar Mangrove sebagai solusi alami menghadapi perubahan iklim secara daring, hingga riset mendalam di Desa Kolontobo, Ile Ape.

Sebuah perjalanan panjang yang tidak sekadar gerakan aktivisme, tetapi juga ungkapan terima kasih bumi atas usaha kecil yang memperpanjang usia kehidupan di planet ini.

Ibarat Sore yang datang sebagai hadiah harapan dan usaha perbaikan, Koalisi KOPI hadir sebagai matahari sore yang menyinari bumi dengan kerja nyata, melindungi dan merawatnya agar kelak suami yang adalah bumi itu tetap kokoh dan hidup, untuk anak cucu yang akan datang.

Upaya kecil hari ini adalah nafas panjang bagi bumi esok hari. Dari Lewoleba ke seluruh NTT, anak muda yang penuh semangat ini mengajak kita semua untuk tidak hanya menunggu masa depan, tetapi turut serta membentuknya.

Karena bumi bukan hanya warisan, tetapi tempat kita berjuang dan bersyukur.

Red: NLA/TL

Tags: berita lembataekologikoalisi kopintt
SendShare66Scan
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Baca juga

Mantan Kadis Kesehatan Kupang tersangka korupsi dana Kesehatan/Antaranews.

Kejaksaan: Mantan Kadis Kesehatan Kupang tersangka korupsi dana Kesehatan

by Juki
08/07/2025
0
1.9k

Pandurakyat.id- Kejaksaan...

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Lalipulhayat (kedua kanan) didampingi Gubernur NTT Melki Laka Lena (kedua kiri), Wakl Gubernur NTT Johni Asadoma (kanan) dan Kadis Pendidikan NTT Ambros Kodo saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kupang, Rabu (6/8/2025).

Revitalisasi Sekolah di NTT Dapat Dukungan Dana Rp615 Miliar dari Kemendikdasmen

by Tim Redaksi
08/06/2025
0
1.9k

Kementerian Pendidikan...

Ilustrasi: Lembata di Tangan Kanis-Janji Politik yang Terkatung-katung di Birokrasi Patronase/NLA.

Lembata di Tangan Kanis: Janji Politik yang Terkatung-katung di Birokrasi Patronase

by Tim Redaksi
08/01/2025
0
2k

Pandurakyat.id -...

Ilustrasi Senyum Palsu Surga NTT: Pendidikan yang Bikin Nangis Anak-Anak/Foto: ANTARA/HO-INOVASI NTT.

Senyum Palsu Surga NTT: Pendidikan yang Bikin Nangis Anak-Anak

by Tim Redaksi
07/30/2025
0
2k

Di balik...

  • Cerita Konflik Negeri Sawai dan Desa Masihulan di Kecamatan Seram Utara

    898 shares
    Share 359 Tweet 225
  • Kepala Desa Leubatang Desak Penindakan Tegas Terhadap Pelaku Penikaman

    250 shares
    Share 100 Tweet 63
  • Dugaan Penyelewengan Dana Desa Panama, FP2L Desak Pemeriksaan Transparan

    182 shares
    Share 73 Tweet 46
  • Miskin Itu Dosa? Stigma yang Membunuh Mimpi Generasi Muda

    177 shares
    Share 71 Tweet 44
  • Pelajar dan Mahasiswa Leubatang di Yogyakarta Gelar Open Donasi untuk Pembangunan MA Nurul Hadi

    176 shares
    Share 70 Tweet 44

Infografis

EDITORIAL edisi 30 Juli 2025
Pantau terus kami
Opini dari Ilham Nurdin
Facebook Twitter Instagram LinkedIn

Ikuti Kami

Kategori

Informasi

  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Copyright: Pandurakyat (2024)

No Result
View All Result
  • Editorial
  • Pandu Aktual
    • Berita Daerah
    • Berita Nasional
  • Pandu Opini
  • Pandu Inspirasi
  • Pandu Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Pandu Literasi
    • Karya Seni dan Budaya
    • Film dan Dokumenter
    • Ulasan Buku
  • Pandu Teknologi

Copyright: Pandurakyat (2024)

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.