• Latest
  • Trending
  • All

Darah di Bawah Seragam: Kasus Prada Lucky dan Kegagalan TNI Menjaga Anggotanya

1 hari ago

Mahasiswa Teknik di Persimpangan: Antara Mesin, Manusia, dan Masa Depan

1 hari ago

Apa yang Paling Dicari di ChatGPT pada 2025? Ini10 Kategori Prompt Terpopuler

1 hari ago

Solusi Lengkap Agar WhatsApp Web Tidak Lagi Keluar Sendiri

1 hari ago
Ilustrasi: Asal Mengebut Program MBG/Dok.Pandu.

Gas Pol MBG Gagal Kendali

2 hari ago
Tim Nusantara menari di Festival Indonesian Street Performance, Titik Nol ,Yogyakarta, Kamis (6/8/2025). Dok: Istimewa.

Dari NTT ke Panggung Yogyakarta: Cerita Inspiratif Kristina Safira di Festival Nusantara Menari

2 hari ago
Upacara Milad Ke-5 MA Muhammadiyah Nangahure Kelas Jauh, Dusun Nebura, Kabupaten Sikka, NTT

Semarak Upacara Milad Ke-5 MA Muhammadiyah Nangahure Kelas Jauh: Merajut Masa Depan Pendidikan di Dusun Nebura

2 hari ago
Ilustrasi: Kisah Perjuang Licia Ronzulli dan Ambisi Saud dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan/pandu-Nla.

Antitesa yang Menginspirasi: Perempuan, Peran, dan Ambisi

3 hari ago
Ilustrasi Etika, Kuasa, dan Tanggung Jawab/pixabay.com.

Etika, Kuasa, dan Tanggung Jawab: Tanggapan untuk Ketua DPRD Kabupaten Alor

5 hari ago
Mantan Kadis Kesehatan Kupang tersangka korupsi dana Kesehatan/Antaranews.

Kejaksaan: Mantan Kadis Kesehatan Kupang tersangka korupsi dana Kesehatan

5 hari ago
Bendera bajak laut dari serial anime One Piece. (Foto: SCMP).

Fenomena dikibarkan bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80, Begini Tanggapan Istana

6 hari ago
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Lalipulhayat (kedua kanan) didampingi Gubernur NTT Melki Laka Lena (kedua kiri), Wakl Gubernur NTT Johni Asadoma (kanan) dan Kadis Pendidikan NTT Ambros Kodo saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kupang, Rabu (6/8/2025).

Revitalisasi Sekolah di NTT Dapat Dukungan Dana Rp615 Miliar dari Kemendikdasmen

6 hari ago
Ilustrasi: Lembata di Tangan Kanis-Janji Politik yang Terkatung-katung di Birokrasi Patronase/NLA.

Lembata di Tangan Kanis: Janji Politik yang Terkatung-katung di Birokrasi Patronase

2 minggu ago
pandurakyat.id
  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Selasa, Agustus 12, 2025
  • Editorial
  • Pandu Aktual
    • Berita Nasional
    • Berita Daerah
  • Pandu Inspirasi
  • Pandu Literasi
    • Ulasan Buku
    • Karya Seni dan Budaya
    • Film dan Dokumenter
  • Pandu Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Pandu Opini
  • Editorial
  • Pandu Aktual
    • Berita Nasional
    • Berita Daerah
  • Pandu Inspirasi
  • Pandu Literasi
    • Ulasan Buku
    • Karya Seni dan Budaya
    • Film dan Dokumenter
  • Pandu Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Pandu Opini
No Result
View All Result
pandurakyat.id
No Result
View All Result
  • Pandu Opini
  • Editorial
  • Pandu Aktual
  • Pandu Literasi
  • Pandu Inspirasi
  • Pandu Teknologi
  • Pandu Sastra
ADVERTISEMENT

Darah di Bawah Seragam: Kasus Prada Lucky dan Kegagalan TNI Menjaga Anggotanya

Oleh Nasruddin Leu Ata

Nasruddin by Nasruddin
08/11/2025
in Pandu Opini
A A
0
BagikanBagikan

Prada Lucky Saputra Namo, prajurit berusia 22 tahun yang baru saja menapaki langkah pertama sebagai tamtama TNI AD pada Juni 2025, seharusnya melangkah menuju masa depan yang penuh harapan. Namun, pada 6 Agustus 2025, harapannya hancur dalam deretan jeritan tak bersuara ketika ia menjadi korban penyiksaan berulang‑ulang oleh senior‑seniornya di Batalyon Yonif Teritorial  Pembangunan/834  Waka  Nga  Mere, Nagekeo, Flores.

ad_300x250 Darah di Bawah Seragam: Kasus Prada Lucky dan Kegagalan TNI Menjaga Anggotanya

Di antara dentuman langkah kaki yang seharusnya melindungi, nyawa sang prajurit melayang di tangan rekan sesama, menyingkap kegagalan institusi militer yang seharusnya menjadi benteng perlindungan bagi anak buahnya.

Setiap pukulan, setiap sapuan cambuk, menorehkan luka pada tubuh muda yang baru saja menapaki seragamnya, sekaligus menggoreskan luka pada hati bangsa yang menanti keadilan.

Baca juga

ethics-2110558_1280-e1754577680379-120x86 Darah di Bawah Seragam: Kasus Prada Lucky dan Kegagalan TNI Menjaga Anggotanya

Etika, Kuasa, dan Tanggung Jawab: Tanggapan untuk Ketua DPRD Kabupaten Alor

08/07/2025
61
Cuplikan-layar-2025-07-30-151341-120x86 Darah di Bawah Seragam: Kasus Prada Lucky dan Kegagalan TNI Menjaga Anggotanya

Senyum Palsu Surga NTT: Pendidikan yang Bikin Nangis Anak-Anak

07/30/2025
119
Load More

Di ruangan sempit itu, di antara bisikan ketakutan yang teredam, Prada Lucky berteriak dalam diam, memanggil nama‑nama mereka yang seharusnya menegakkan disiplin, namun justru menumpahkan kegelapan. Aparat yang “ringan tangan” tampak menutup telinga, menepis jeritan, membiarkan tirani internal berlanjut tanpa pengawasan.

Kejadian ini tidak hanya menorehkan satu nama dalam daftar korban, ia menyalakan obor pertanyaan: mengapa pelindung menjadi pelaku? Bagaimana seorang institusi yang mengemban amanat melindungi kedaulatan bisa menenggelamkan suara seorang prajurit muda dalam gelap?

Setiap tetes darah yang tumpah menuntut pertanggungjawaban, setiap napas yang terhenti menuntut transparansi, dan setiap keluarga yang berduka menuntut keadilan yang tidak boleh tertunda.

Kini, gema tragedi Prada Lucky menggema di seluruh lapangan, menantang TNI untuk menatap kembali cermin kebijakan, menegakkan standar disiplin, dan menyingkap tabir “ringan tangan” yang melindungi pelaku. Jika tidak ada perubahan, kisah ini akan terus berulang, menambah daftar nama yang hilang dalam diam—namun hari ini, nama Prada Lucky berdiri sebagai saksi bisu yang menuntut perubahan.

Beberapa Catatan Penting

Menurut laporan Kompas, Lucky diduga disiksa selama berhari‑hari oleh sekitar 20 orang senior, termasuk pencambukan dengan selang, pemukulan, dan penahanan yang menyebabkan kondisi tubuhnya drop.

Selama perawatan intensif sejak 2 Agustus 2025, pimpinan batalyon tidak pernah menginformasikan kondisi kritisnya kepada keluarga, melanggar prosedur medis dan hak dasar manusia. Sepriana Paulina Mirpey, ibunya, baru dapat menemuinya setelah menempuh perjalanan jauh ke lokasi tugas, hanya untuk menyaksikan napas terakhir anaknya.

Media CNN Indonesia mencatat bahwa empat prajurit TNI telah ditetapkan sebagai tersangka dalam penyelidikan, namun proses penetapan ini terasa lambat dan kurang transparan.

Sementara Detik.menyoroti dugaan pembunuhan yang dirancang oleh senior‑senior tersebut, menambah beban kecurigaan bahwa tindakan kekerasan ini tidak sekadar insiden individu melainkan bagian dari budaya impunitas yang terpendam di dalam struktur militernya.

Demi Nama Baik Institusi Kasus di Tutupi

Kejadian ini menampakkan kekosongan mekanisme pelaporan internal. Tidak ada catatan resmi tentang pelaporan medis atau upaya penyelamatan yang diberikan, dan keluarga tidak pernah diberi keterangan resmi.

Hal ini menunjukkan ketidakseriusan otoritas militer dalam mengawasi kesejahteraan prajuritnya, sekaligus menimbulkan pertanyaan tentang apa yang menjadi prioritas: melindungi prajurit atau menutupi kegagalan internal?

Meskipun tersangka sudah ditetapkan, investigasi masih terhalang oleh hierarki militer yang menutup-nutupi proses. Tanpa tim investigasi independen, penyelidikan cenderung menyudutkan pelaku junior sementara menyisihkan tanggung jawab komando atas budaya kekerasan yang dibiarkan berkembang.

Keterlibatan sekitar dua puluh orang senior dalam satu kasus menandakan adanya jaringan kekerasan terstruktur. Ketika pelaku senior merasa aman melakukan tindakan keji tanpa konsekuensi, prajurit junior akan terus menjadi korban, memperkuat siklus kekerasan yang sulit dipatahkan.

Keluarga Lucky tidak pernah mendapat laporan medis yang jelas, bahkan penanganan media tampak minim. Tanpa publikasi real‑time mengenai perkembangan kasus, masyarakat dan organisasi hak asasi manusia tidak dapat melakukan tekanan yang efektif untuk menuntut keadilan.

Respons keagamaan dan sosial menambah dimensi emosional pada tragedi ini. Imam Katolik RD Longginus Bone memimpin doa ekaristi, mengajak umat berdoa “walaupun beda keyakinan, mari kita doakan keselamatan almarhum” dan bahkan memohon agar para pelaku menemukan pertobatan.

Dukungan serupa datang dari masyarakat Kupang yang menuntut penyidikan terbuka dan kompensasi bagi keluarga korban.

Perihal Mencegah Terulangnya Tragedi Serupa

Pertama, pembentukan tim investigasi independen yang tidak terikat pada hierarki militer, dengan wewenang penuh mengakses dokumen medis, saksi, dan rekam jejak komando. Transparansi real‑time melalui publikasi berkala mengenai status medis korban, identitas tersangka, dan langkah hukum yang diambil, sehingga masyarakat dapat memantau proses keadilan.

Kedua, Reformasi struktur pengawasan internal: unit pengawas yang bersifat terpisah dari komando operasional, dengan mandat melaporkan setiap indikasi penyalahgunaan kekuasaan secara anonim.

Ketiga, dukungan bagi keluarga korban: penyediaan kompensasi finansial, pendampingan psikologis, serta akses ke layanan hak asasi manusia untuk memastikan keadilan tidak sekadar formalitas.

Kasus Prada Lucky bukan sekadar episode tragis yang berakhir pada nyawa yang melayang, melainkan cermin kegagalan sistemik yang menempatkan prajurit muda dalam bayang‑bayang ketakutan. Jika aparat terus bersikap ringan tangan, tak hanya reputasi institusi yang tercoreng, melainkan nilai dasar hak asasi manusia yang tergerus.

Saatnya menuntut akuntabilitas, memutus rantai impunitas, dan memastikan tidak ada lagi prajurit muda yang harus menanggung beban kekerasan di dalam barak yang seharusnya menjadi tempat perlindungan.

Tags: HAMPrada LuckyPrajuritTNI
Nasruddin

Nasruddin

Editor Pandu

Baca juga

No Content Available
Load More
  • Cerita Konflik Negeri Sawai dan Desa Masihulan di Kecamatan Seram Utara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepala Desa Leubatang Desak Penindakan Tegas Terhadap Pelaku Penikaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dugaan Penyelewengan Dana Desa Panama, FP2L Desak Pemeriksaan Transparan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Miskin Itu Dosa? Stigma yang Membunuh Mimpi Generasi Muda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pelajar dan Mahasiswa Leubatang di Yogyakarta Gelar Open Donasi untuk Pembangunan MA Nurul Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

INFOGRAFIS

@pandurakyat.id
EDITORIAL edisi 30 Juli 2025

BERKARYA BERSAMA KAMI

  • Kirim Tulisan
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Copyright: Pandurakyat (2024)

No Result
View All Result
  • Pandu Opini
  • Editorial
  • Pandu Aktual
    • Berita Daerah
    • Berita Nasional
  • Pandu Literasi
    • Karya Seni dan Budaya
    • Film dan Dokumenter
    • Ulasan Buku
  • Pandu Inspirasi
  • Pandu Teknologi
  • Pandu Sastra
    • Cerpen
    • Puisi

Copyright: Pandurakyat (2024)

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.