pandurakyat.id
Advertisement
  • Home
  • Pandu Aktual
    • All
    • Berita Daerah
    • Berita Internasional
    • Berita Nasional
    Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

    Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

    Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

    Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

    Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

    Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

    Atas Nama Siapa Kalian Bicara? Menyoal Representasi Mahasiswa NTT Yogyakarta Mendukung Energi Panas Bumi

    Atas Nama Siapa Kalian Bicara? Menyoal Representasi Mahasiswa NTT Yogyakarta Mendukung Energi Panas Bumi

    Suara dari Timur Menggema di Balai Kota Yogyakarta

    Suara dari Timur Menggema di Balai Kota Yogyakarta

    Silaturahmi Akbar Leu Aliur Menuju Repositori Sejarah dan Gerakan Budaya Kedang

    Silaturahmi Akbar Leu Aliur Menuju Repositori Sejarah dan Gerakan Budaya Kedang

    Trending Tags

    • Pandu Teknologi
    • Pandu Opini
      • All
      • Budaya dan Kearifan Lokal
      • Ekonomi Rakyat
      • Pendidikan dan Inovasi
      • Politik dan Pemerintahan
      Tuhan Setelah Ramadhan

      Tuhan Setelah Ramadhan

      Krisis Moral di Era Digital: Studi Kasus Penghinaan Profesi Guru oleh IKY

      Krisis Moral di Era Digital: Studi Kasus Penghinaan Profesi Guru oleh IKY

      Gerakan Bongkar Bandar: Antara Perlawanan terhadap Narkoba dan Kontroversi di NTB

      Gerakan Bongkar Bandar: Antara Perlawanan terhadap Narkoba dan Kontroversi di NTB

      Nasib Guru Honorer: Dilema di Balik Efisiensi Anggaran Pendidikan

      Nasib Guru Honorer: Dilema di Balik Efisiensi Anggaran Pendidikan

      Apakah Penderitaan Zaman Ini Bukan Soal Kekurangan Materi?

      Apakah Penderitaan Zaman Ini Bukan Soal Kekurangan Materi?

      Pulau Pangabatang: Menyemai Harapan di Tengah Tantangan Ekonomi

      Pulau Pangabatang: Menyemai Harapan di Tengah Tantangan Ekonomi

      Trending Tags

      • Pandu Inspirasi
        Tan Malaka: Bintang Kejora Pemikiran untuk Rakyat

        Tan Malaka: Bintang Kejora Pemikiran untuk Rakyat

        Inspirasi dari “Otobiografi Motivasi Hamdan Juhannis: Melawan Takdir”

        Trending Tags

        • Pandu Literasi
        • Pandu Lingkungan
        No Result
        View All Result
        • Home
        • Pandu Aktual
          • All
          • Berita Daerah
          • Berita Internasional
          • Berita Nasional
          Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

          Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

          Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

          Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

          Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

          Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

          Atas Nama Siapa Kalian Bicara? Menyoal Representasi Mahasiswa NTT Yogyakarta Mendukung Energi Panas Bumi

          Atas Nama Siapa Kalian Bicara? Menyoal Representasi Mahasiswa NTT Yogyakarta Mendukung Energi Panas Bumi

          Suara dari Timur Menggema di Balai Kota Yogyakarta

          Suara dari Timur Menggema di Balai Kota Yogyakarta

          Silaturahmi Akbar Leu Aliur Menuju Repositori Sejarah dan Gerakan Budaya Kedang

          Silaturahmi Akbar Leu Aliur Menuju Repositori Sejarah dan Gerakan Budaya Kedang

          Trending Tags

          • Pandu Teknologi
          • Pandu Opini
            • All
            • Budaya dan Kearifan Lokal
            • Ekonomi Rakyat
            • Pendidikan dan Inovasi
            • Politik dan Pemerintahan
            Tuhan Setelah Ramadhan

            Tuhan Setelah Ramadhan

            Krisis Moral di Era Digital: Studi Kasus Penghinaan Profesi Guru oleh IKY

            Krisis Moral di Era Digital: Studi Kasus Penghinaan Profesi Guru oleh IKY

            Gerakan Bongkar Bandar: Antara Perlawanan terhadap Narkoba dan Kontroversi di NTB

            Gerakan Bongkar Bandar: Antara Perlawanan terhadap Narkoba dan Kontroversi di NTB

            Nasib Guru Honorer: Dilema di Balik Efisiensi Anggaran Pendidikan

            Nasib Guru Honorer: Dilema di Balik Efisiensi Anggaran Pendidikan

            Apakah Penderitaan Zaman Ini Bukan Soal Kekurangan Materi?

            Apakah Penderitaan Zaman Ini Bukan Soal Kekurangan Materi?

            Pulau Pangabatang: Menyemai Harapan di Tengah Tantangan Ekonomi

            Pulau Pangabatang: Menyemai Harapan di Tengah Tantangan Ekonomi

            Trending Tags

            • Pandu Inspirasi
              Tan Malaka: Bintang Kejora Pemikiran untuk Rakyat

              Tan Malaka: Bintang Kejora Pemikiran untuk Rakyat

              Inspirasi dari “Otobiografi Motivasi Hamdan Juhannis: Melawan Takdir”

              Trending Tags

              • Pandu Literasi
              • Pandu Lingkungan
              No Result
              View All Result
              pandurakyat.id
              No Result
              View All Result
              Home Pandu Aktual Berita Daerah

              Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

              pandurakyat.id@gmail.com by pandurakyat.id@gmail.com
              Juni 17, 2025
              in Berita Daerah, Berita Nasional, Pandu Aktual
              0
              Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)
              0
              SHARES
              190
              VIEWS
              Share on FacebookShare on Twitter

              Saya bukan ahli lingkungan, bukan pula bagian dari komunitas aktivis lingkungan hidup. Tapi sebagai seseorang yang membaca, mengamati, dan berpikir secara kritis, saya merasa perlu berbicara. Ketika sebuah kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Mahasiswa NTT di Yogyakarta dengan lantang mendukung proyek geotermal di Flores (NTT), saya melihat ada yang keliru, bahkan mencoreng hakikat keberadaan mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, saya tidak sedang menyerang secara personal, tapi mencoba mengkaji dari sisi akademis agar yang bersikap dengan arogansi intelektual paham apa sebenarnya yang sedang didukung.

              Ketika Legitimasi Dibangun di Atas Kevakuman Data

              Dalam deklarasinya pada seminar 15 Juni 2025, aliansi mahasiswa tersebut mengklaim bahwa proyek panas bumi adalah bagian dari solusi atas krisis energi, serta bentuk kontribusi bagi pembangunan daerah. Namun dukungan tersebut dilontarkan tanpa menyentuh realitas sosial dan ekologis yang telah berlangsung bertahun-tahun di Ulumbu, Mataloko, maupun Wae Sano. Apakah mereka pernah ke sana? Apakah mereka menyimak langsung suara warga yang mengalami pencemaran udara, kehilangan sumber air, atau bahkan diintimidasi hanya karena menyuarakan penolakan?

              Data empiris menunjukkan realitas yang sangat berbeda dengan narasi “energi hijau” yang mereka usung. Di Mataloko, warga melaporkan masalah kesehatan, kerusakan rumah, dan hilangnya produktivitas pertanian, terutama untuk kopi, cengkeh, alpukat, dan sayuran. Ini bukan sekadar keluhan subjektif, tetapi dampak terukur yang telah menghancurkan mata pencaharian masyarakat lokal.

              Lebih tragis lagi, proyek geotermal di Mataloko mengalami kegagalan dan berdampak negatif. Terjadi kebocoran. Lumpur meluap dan merusak lahan penduduk. Fakta ini menunjukkan bahwa teknologi yang diagung-agungkan sebagai “ramah lingkungan” ternyata meninggalkan jejak kerusakan nyata. Bagaimana mungkin sebuah aliansi mahasiswa mendukung ekspansi teknologi yang telah terbukti gagal dan merusak?

              Mengatasnamakan masyarakat NTT tanpa riset, tanpa dialog, dan tanpa pijakan empiris adalah bentuk kebohongan akademik dan pengkhianatan moral. Dalam ilmu sosial, ini disebut sebagai false representation, ketika identitas kolektif dipakai untuk melegitimasi kepentingan politik pribadi atau kelompok kecil. Pierre Bourdieu dalam konsep “kekerasan simbolik” menjelaskan bagaimana kelompok dominan menggunakan legitimasi akademik untuk memaksakan pandangan mereka kepada kelompok yang marginal. Inilah yang sedang terjadi di Flores (NTT), mahasiswa yang seharusnya menjadi suara kritis justru menjadi corong yang melegitimasi proyek ekstraktif atas nama “kemajuan.”

              Geotermal Bukan Sekadar “Energi Hijau”

              Benar bahwa geotermal adalah sumber energi terbarukan yang rendah emisi. Tapi rendah emisi tidak berarti tanpa risiko. Fakta menunjukkan, di Flores, proyek-proyek ini telah meninggalkan jejak konflik sosial, fragmentasi komunitas adat, bahkan kerusakan lingkungan yang tak dipulihkan. Menutup mata terhadap semua ini atas nama “kedaulatan energi” hanyalah reproduksi retorika korporasi semata.

              Studi komprehensif yang dilakukan World Bank mengungkapkan bahwa jalan akses proyek merupakan penyebab utama risiko dan dampak sosial serta lingkungan yang terkait dengan pengembangan tenaga panas bumi di kawasan hutan. Ini menunjukkan bahwa dampak geotermal tidak terbatas pada operasional pembangkit, tetapi mulai dari fase konstruksi yang merusak ekosistem hutan.

              Lebih lanjut, meskipun energi panas bumi itu sendiri mungkin tidak berbahaya bagi lingkungan, membangun pembangkit memerlukan infrastruktur seperti jalan, yang dapat memiliki konsekuensi lingkungan dan sosial bagi satwa liar yang terancam punah, pasokan air tawar, serta nilai-nilai budaya dan agama. Pernyataan ini menggarisbawahi kompleksitas dampak yang sering diabaikan dalam narasi sederhana “energi bersih.”

              Energi hijau bisa menjadi wajah baru dari ekstraktivisme, jika dijalankan tanpa keadilan ekologis dan partisipasi sejati warga. Konsep “green grabbing” yang dikembangkan oleh James Fairhead menjelaskan bagaimana proyek-proyek lingkungan dapat menjadi alat baru untuk merampas tanah dan sumber daya komunitas lokal. Di Flores NTT kita menyaksikan fenomena ini secara langsung, mereka menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh proyek tersebut, termasuk deforestasi, penipisan air, dan pemindahan komunitas adat. Mereka juga mengutuk kehadiran personel yang punya kekuasan digunakan untuk mengintimidasi mereka yang menentang proyek tersebut.

              Mendukung proyek ini tanpa mempertimbangkan konteks lokal dan resistensi masyarakat sama saja dengan menyetujui bentuk baru dari kolonialisme modern. Inilah yang disebut Arturo Escobar sebagai “kolonialitas alam”, di mana pengetahuan tekno-saintifik Barat digunakan untuk melegitimasi ekstraksi sumber daya di Global South dengan dalih modernisasi dan pembangunan.

              Mahasiswa Jangan Jadi Alat Kekuasaan

              Mahasiswa adalah mereka yang seharusnya berdiri bersama yang tertindas. Bukan justru menjadi alat dari narasi pembangunan yang diproduksi dari ruang-ruang kekuasaan. Sikap Aliansi Mahasiswa NTT di Yogyakarta dalam kasus ini bukanlah cerminan aktivisme yang kritis dan berani, melainkan bentuk ketergesa-gesaan dalam pencarian legitimasi politik.

              Antonio Gramsci dalam konsep hegemoni menjelaskan bagaimana kelas penguasa mempertahankan dominasinya tidak hanya melalui kekerasan, tetapi juga melalui persetujuan yang diproduksi oleh intelektual organik. Dalam konteks Flores, mahasiswa yang mendukung proyek geotermal tanpa kajian kritis justru berperan sebagai intelektual organik yang melegitimasi kepentingan korporasi.

              Tanpa riset lapangan, tanpa konsultasi yang bermartabat dengan masyarakat terdampak, dan tanpa refleksi etis terhadap dampak jangka panjang, dukungan terhadap proyek geotermal menjadi bukan sikap ilmiah, melainkan arogansi aktivisme yang dangkal. Paulo Freire dalam “Pedagogi Kaum Tertindas” menekankan pentingnya praxis, penyatuan refleksi dan aksi yang kritis. Mahasiswa yang mendukung proyek geotermal tanpa praxis ini justru melakukan apa yang Freire sebut sebagai “aksi tanpa refleksi” yang tidak lebih dari aktivisme buta.

              Data menunjukkan bahwa penolakan masyarakat terjadi di berbagai daerah di mana eksploitasi panas bumi terjadi di kawasan hutan konservasi. Fenomena ini bukan kebetulan, tetapi respons rasional terhadap ancaman nyata terhadap kehidupan mereka. Mengabaikan suara-suara ini atas nama “kemajuan” adalah bentuk epistemisida pembunuhan terhadap sistem pengetahuan lokal yang telah memelihara ekosistem selama berabad-abad.

              Dalam konteks Indonesia, kita perlu belajar dari kasus serupa di daerah lain. Pulau Flores memiliki banyak potensi panas bumi, sehingga sering disebut pulau panas bumi. Namun, banyak penolakan. Pola penolakan ini bukan tanpa alasan. Masyarakat lokal memiliki pengetahuan ekologis tradisional yang memungkinkan mereka memahami risiko jangka panjang yang mungkin tidak terlihat dalam perhitungan tekno-ekonomi jangka pendek.

              Suara dari Lapangan

              Realitas di lapangan jauh lebih kompleks dari narasi sederhana yang diusung Aliansi Mahasiswa NTT. Kondisi topografi Poco Leok yang curam menggandakan risiko tanah longsor. Ini menunjukkan bahwa setiap lokasi memiliki keunikan geologis dan sosial yang memerlukan kajian mendalam, bukan pendekatan one-size-fits-all.

              Lebih jauh, kegagalan proyek sebelumnya di Mataloko seharusnya menjadi pelajaran penting. Namun alih-alih belajar dari kegagalan, ada upaya untuk mengulang kesalahan yang sama di lokasi lain. Ini mencerminkan apa yang disebut Albert Einstein sebagai “insanity” melakukan hal yang sama berulang-ulang sambil mengharapkan hasil yang berbeda.

              Para aktivis lingkungan seperti Vandana Shiva telah lama memperingatkan bahaya “monokultur pikiran” dalam pendekatan pembangunan. Proyek geotermal di Flores adalah contoh nyata bagaimana monokultur pikiran ini mengabaikan kearifan lokal dan keragaman ekologis demi mencapai target-target kuantitatif yang abstrak.

              Akhir Kata: Buka Mata, Buka Buku, dan Buka Hati

              Kritik ini tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan siapa pun. Tapi ini adalah panggilan agar mahasiswa termasuk yang tergabung dalam aliansi manapun, kembali pada ruh intelektualitas yang otentik: membaca sebelum bicara, mendengar sebelum bersuara, dan riset sebelum bertindak.

              Flores bukan sekadar titik panas bumi. Ia adalah ruang hidup, tanah adat, dan warisan ekologis yang tak bisa dihitung dengan angka-angka pertumbuhan semu. Rob Nixon dalam “Slow Violence” mengingatkan kita bahwa kerusakan lingkungan sering kali tidak dramatis dan tidak terlihat, tetapi berdampak jangka panjang yang menghancurkan. Inilah yang sedang terjadi di Flores, sebuah proses slow violence yang dilegitimasi oleh narasi pembangunan berkelanjutan.

              Maka sebelum kalian bicara atas nama rakyat, belajarlah terlebih dahulu tentang rakyat itu sendiri. Ini bukan sekadar slogan, tetapi imperatif etis bagi setiap intelektual yang mengklaim berbicara untuk kepentingan publik.

              Penutup

              Pulau Flores bukan hanya titik panas bumi, tetapi juga rumah dari sejarah, adat, dan identitas kolektif masyarakatnya. Mengintervensi tanah ini tanpa memahami konteksnya adalah bentuk arogansi modernisme yang telah terbukti gagal di banyak tempat.

              Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi geotermal hingga 28,61 GW, namun baru mengembangkan 7,6% dari potensi tersebut. Namun angka-angka ini tidak boleh dijadikan justifikasi untuk mengabaikan dampak sosial-ekologis. Sebaliknya, rendahnya tingkat pengembangan ini seharusnya mendorong kita untuk mengembangkan pendekatan yang lebih participatory dan just transition.

              Maka, mahasiswa yang mengatasnamakan NTT semestinya bertanya kembali pada nurani intelektual mereka, apakah suara yang mereka serukan benar-benar dari rakyat, atau hanya gema dari ruang hampa kepentingan? Jawaban atas pertantaan ini akan menentukan apakah mereka layak disebut sebagai intelektual organik rakyat, atau sekadar teknokrat yang menyamarkan kepentingan elite dengan retorika akademis.

              Kita memerlukan pendekatan ekologi politik yang menempatkan keadilan sosial dan keberlanjutan ekologis sebagai prioritas utama, bukan sekadar target-target kuantitatif yang abstrak. Ini memerlukan dialog yang tulus dengan masyarakat adat, pengakuan terhadap knowledge systems lokal, dan komitmen terhadap free, prior, and informed consent dalam setiap tahap pengembangan proyek. Hanya dengan cara inilah energi terbarukan dapat menjadi bagian dari solusi yang emansipatoris, bukan sekadar reproduksi ekstraktivisme dengan wajah hijau.

              Penulis_Rahmad Boli Raya (Mahasiswa Magister BK UAD Yogyakarta Asal NTT)

              Previous Post

              Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

              Next Post

              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              pandurakyat.id@gmail.com

              pandurakyat.id@gmail.com

              Next Post
              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

              Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

              Stay Connected test

              • 23.9k Followers
              • 99 Subscribers
              • Trending
              • Comments
              • Latest
              Kronologis Pertikaian Antara Negeri Sawai dan Desa Masihulan, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

              Kronologis Pertikaian Antara Negeri Sawai dan Desa Masihulan, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

              April 8, 2025
              Kepala Desa Leubatang Desak Penindakan Tegas Terhadap Pelaku Penikaman

              Kepala Desa Leubatang Desak Penindakan Tegas Terhadap Pelaku Penikaman

              Januari 16, 2025
              Dugaan Penyelewengan Dana Desa Panama, FP2L Desak Pemeriksaan Transparan

              Dugaan Penyelewengan Dana Desa Panama, FP2L Desak Pemeriksaan Transparan

              Januari 26, 2025
              Pelajar dan Mahasiswa Leubatang di Yogyakarta Gelar Open Donasi untuk Pembangunan MA Nurul Hadi

              Pelajar dan Mahasiswa Leubatang di Yogyakarta Gelar Open Donasi untuk Pembangunan MA Nurul Hadi

              Januari 28, 2025
              Kepala Desa Leubatang Desak Penindakan Tegas Terhadap Pelaku Penikaman

              Kepala Desa Leubatang Desak Penindakan Tegas Terhadap Pelaku Penikaman

              4
              Teknik Elektro UAD Gelar Pameran Capstone Design, Ajang Kreativitas dan Inspirasi Inovasi Teknologi

              Teknik Elektro UAD Gelar Pameran Capstone Design, Ajang Kreativitas dan Inspirasi Inovasi Teknologi

              2
              Kronologis Pertikaian Antara Negeri Sawai dan Desa Masihulan, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

              Kronologis Pertikaian Antara Negeri Sawai dan Desa Masihulan, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

              2

              Hello world!

              1
              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              Juni 18, 2025
              Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

              Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

              Juni 17, 2025
              Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

              Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

              Juni 17, 2025
              Atas Nama Siapa Kalian Bicara? Menyoal Representasi Mahasiswa NTT Yogyakarta Mendukung Energi Panas Bumi

              Atas Nama Siapa Kalian Bicara? Menyoal Representasi Mahasiswa NTT Yogyakarta Mendukung Energi Panas Bumi

              Juni 17, 2025

              Recent News

              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              Juni 18, 2025
              Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

              Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

              Juni 17, 2025
              Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

              Mahasiswa NTT di Jogja yang Mendukung Proyek Geotermal di Flores tidak lebih dari pelawak

              Juni 17, 2025
              Atas Nama Siapa Kalian Bicara? Menyoal Representasi Mahasiswa NTT Yogyakarta Mendukung Energi Panas Bumi

              Atas Nama Siapa Kalian Bicara? Menyoal Representasi Mahasiswa NTT Yogyakarta Mendukung Energi Panas Bumi

              Juni 17, 2025
              pandurakyat.id

              Pemandu menuju pencerahan bagi rakyat. Dengan nama Pandu yang berarti penunjuk arah, dan Rakyat yang merujuk pada masyarakat luas, blog ini mengusung misi menjadi sarana edukasi, informasi, dan refleksi kritis untuk membangun kesadaran kolektif.

              Follow Us

              Browse by Category

              • Berita Daerah
              • Berita Internasional
              • Berita Nasional
              • Budaya dan Kearifan Lokal
              • Ekonomi Rakyat
              • Mobile
              • Pandu Aktual
              • Pandu Inspirasi
              • Pandu Kritik
              • Pandu Opini
              • Pandu Teknologi
              • Pendidikan dan Inovasi
              • Politik dan Pemerintahan
              • Review
              • Teknologi untuk Pendidikan
              • Uncategorized

              Recent News

              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              Gunung Lewotobi Meletus Spektakuler, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Wilayah di NTT

              Juni 18, 2025
              Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

              Antara Ambisi Representasi dan Krisis Pengetahuan, Kritik terhadap Sikap Prematur Aliansi Mahasiswa NTT dalam Isu Geotermal Flores (NTT)

              Juni 17, 2025

              © 2025 Pandu Rakyat

              No Result
              View All Result

              © 2025 Pandu Rakyat