Lebih dari 100 pengungsi Rohingya asal Myanmar yang dilanda perang berhasil diselamatkan oleh angkatan laut Sri Lanka saat mereka terombang-ambing di sebuah kapal trawl di Samudra Hindia, dan dibawa dengan selamat ke pelabuhan. Sebanyak 102 orang, termasuk 25 anak-anak, dibawa ke pelabuhan timur Sri Lanka di Trincomalee, menurut juru bicara angkatan laut pada hari Jumat.
“Pemeriksaan medis harus dilakukan sebelum mereka diperbolehkan turun,” ujar juru bicara tersebut.
Kelompok etnis Rohingya, yang mayoritas beragama Islam, sering mengalami penganiayaan di Myanmar. Ribuan orang dari kelompok ini berisiko kehilangan nyawa setiap tahunnya dalam perjalanan laut panjang, dengan sebagian besar tujuan mereka adalah Malaysia atau Indonesia.
Namun, nelayan melihat kapal trawl yang terombang-ambing tersebut di lepas pantai utara Sri Lanka di Mullivaikkal pada Kamis pagi. Juru bicara angkatan laut menambahkan bahwa kesulitan bahasa menyebabkan mereka kesulitan memahami tujuan para pengungsi tersebut, dan mencurigai bahwa “cuaca siklon yang baru-baru ini terjadi” mungkin telah membuat mereka tersesat.
(Sumber: Al Jazeera, 20 Desember 2024)
- Trump Ancam Tarif Ekspor Uni Eropa Jika Tidak Tingkatkan Impor Energi AS
Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif pada ekspor Uni Eropa, termasuk mobil dan mesin, jika blok tersebut tidak meningkatkan impor minyak dan gas dari Amerika Serikat. Trump menyatakan pada hari Jumat bahwa Uni Eropa harus mengurangi defisit perdagangan besar dengan AS melalui pembelian minyak dan gas dalam jumlah besar. Saat ini, Uni Eropa sudah membeli sebagian besar ekspor minyak dan gas AS, namun tidak ada volume tambahan yang tersedia karena AS sudah mencapai kapasitas ekspor maksimal.
Trump berjanji untuk meningkatkan produksi minyak dan gas AS, meskipun saat ini negara tersebut sudah menjadi produsen energi terbesar di dunia. Uni Eropa membeli hampir setengah dari impor gas alam cair (LNG) AS dan 17% dari minyak AS pada kuartal pertama 2024, menurut data resmi Uni Eropa.
judul yang menarik dari informasi berita berikut Komisi Eropa menyatakan siap untuk berdiskusi dengan Trump mengenai penguatan hubungan perdagangan, termasuk di sektor energi, dan mengonfirmasi komitmennya untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina pada 2022.
Meskipun Uni Eropa telah meningkatkan pembelian minyak dan gas dari AS, tantangan besar tetap ada, termasuk keterbatasan kapasitas impor dan peralihan jangka panjang ke energi terbarukan. Selain itu, Trump juga telah berjanji untuk menerapkan tarif tinggi pada tiga mitra dagang utama AS, yaitu Meksiko, Kanada, dan China, jika mereka gagal mengatasi masalah imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba.
(Sumber: Reuters, 20 Desember 2024)
- Kehancuran Rezim Assad di Suriah Memicu Dampak di Libya
Kepergian Presiden Suriah Bashar al-Assad dari kursi kekuasaannya pada awal Desember 2024 telah mengarah pada pergeseran geopolitik yang mempengaruhi kawasan Mediterania hingga Libya. Beberapa pejabat setia Assad dilaporkan tiba di Benghazi, Libya, sehari setelah kejatuhan Assad, yang menandai awal peningkatan hubungan antara Suriah dan Libya.
Dengan kepergian Assad, Rusia yang kehilangan pengaruh militer di Suriah mulai memfokuskan perhatian pada Libya, yang kini menjadi pusat perhatian dalam strategi kekuatan Moskow di wilayah Mediterania. Rusia, yang sebelumnya memiliki fasilitas militer penting di Suriah, terutama di pangkalan laut Tartus, kini mengalihkan beberapa aset militernya ke Libya, termasuk kapal perang dari Mediterania. Langkah ini diperkirakan untuk memperkuat posisi Khalifa Haftar, pemimpin pasukan nasional Libya, yang telah lama memiliki hubungan dekat dengan Rusia.
Keberadaan Haftar yang mengendalikan wilayah timur Libya semakin kuat setelah kejatuhan Assad, memberi Haftar kekuatan lebih besar untuk memanfaatkan situasi geopolitik yang berubah. Rusia kini berusaha mengamankan pengaruhnya di Libya, termasuk kemungkinan mengakses pelabuhan di Benghazi, yang menjadi simbol persaingan kekuatan internasional di kawasan tersebut.
Rusia tidak hanya memperluas pengaruh militer, tetapi juga memperdalam hubungan ekonomi dengan keluarga Haftar, yang terlibat dalam berbagai jaringan perdagangan ilegal dan korupsi. Salah satu jalur yang mencuat adalah penggunaan maskapai Cham Wings yang terhubung dengan keduanya, yang juga terlibat dalam perdagangan manusia dan narkoba.
Kepergian Assad dari Suriah menandai berakhirnya era yang menguntungkan bagi Moskow di negara tersebut, namun membuka peluang baru bagi Rusia di Libya. Dalam konteks ini, Haftar kini berada pada posisi yang lebih kuat untuk memperkuat kedudukannya dalam menghadapi dinamika regional yang semakin kompleks.
Sumber: France24, 20 Desember 2024