
Senin malam, 13 Januari 2025, ketenangan Desa Leubatang, Kecamatan Omesuri, Lembata, pecah oleh peristiwa penikaman yang mengakibatkan seorang warga desa terluka parah. Kejadian tragis ini memaksa Kepala Desa Leubatang, Maulana Noreng, S.Hut, bersuara lantang, meminta aparat kepolisian segera memproses pelaku yang diduga seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Noreng menekankan pentingnya langkah cepat dan tegas untuk menghindari eskalasi konflik yang lebih besar.
Korban, yang mengalami luka tikam di punggung dan bawah mata, langsung dilarikan ke Puskesmas Balauring untuk mendapatkan perawatan. Menurut kesaksian korban dan saksi mata, pelaku penikaman adalah SL, seorang guru ASN yang mengajar di SMP Satap Hule-Omesuri. Selain SL, dua orang lainnya yang diduga terlibat dalam penyerangan telah diamankan oleh pihak kepolisian di Mapolres Lembata. Peran mereka dalam insiden ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Kepala Desa Leubatang, Maulana Noreng, menyatakan kekecewaannya terhadap tindakan pelaku, khususnya karena status SL sebagai seorang pendidik. “Seorang guru ASN seharusnya menjadi teladan di tengah masyarakat, bukan malah menjadi provokator dan terlibat dalam tindakan kekerasan. Saya meminta Penjabat Bupati Lembata untuk segera memberhentikan SL karena perilakunya menunjukkan mentalitas preman yang tidak pantas dimiliki oleh seorang pendidik,” tegas Maulana.
Lebih jauh, Maulana menduga bahwa peristiwa ini bukan sekadar tindakan spontan, melainkan telah direncanakan sebelumnya. Ia menyebut bahwa insiden penyerangan dari desa tetangga terhadap warga Desa Leubatang bukanlah hal baru. “Saya menduga ini merupakan serangan yang terorganisir. Karena itu, saya meminta Kapolres Lembata untuk mengusut tuntas kasus ini hingga menemukan aktor intelektual di baliknya. Desa kami sudah terlalu sering menjadi korban serangan seperti ini,” ujar Maulana penuh emosi.
Permohonan Maulana kepada Kapolres tidak hanya sebatas penyelesaian kasus ini, tetapi juga mencakup pencarian solusi jangka panjang. “Kami berharap ada solusi permanen dari pihak kepolisian agar masyarakat Desa Leubatang dapat hidup dalam suasana aman dan damai, tanpa harus terus-menerus dihantui rasa takut akibat teror semacam ini,” katanya dengan harapan besar.
Insiden ini menjadi perhatian serius, tidak hanya bagi masyarakat Desa Leubatang tetapi juga pemerintah daerah. Kasus penikaman ini mencerminkan permasalahan mendalam yang membutuhkan penanganan terpadu dari berbagai pihak. Penegakan hukum yang tegas dan adil menjadi langkah awal untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan aparat keamanan, sekaligus menciptakan harmoni antarwarga di wilayah tersebut.
Matap mantap.. Usut sampe tuntas.
Kalau bisa bawa dengan Mikropon baru Turun serang di desa tetangga yang dimaksud Pak Kades Leubatang Itu….
Tetap tenang, biarkan kepolisian yang memberikan keputusan akhir. Netizen tetap santai saja ya
Semoga kapolres lembata tdk juga menganggap hal ini menjadi spele ,dan bisa di tindak lanjuti dngn baik dan adil seusai UUD.
Dan untk desa leubatang juga lebih berhati hati dan desa tetangga juga agar apa yang sudah terjadi tidak akan terulang kembali.
Serahkan pda pihak yang berwajib dan berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa ya